RAHASIA
Ada banyak perkiraan
yang sudah kita rencanakan. Sederhananya, sudah kita perhitungkan. Awalnya kita
kira itu matang, tapi nyatanya tidak. Kesempurnaan itu jauh dari kita bayangkan.
“Hai langit… Pernah
kah kau membenci Hujan?”
Gumam seorang wanita
berambut tergerai panjang. Matanya sayu dan Bibir pucat. Dia duduk tersenyum
tipis seolah bertanya dengan orang terdekatnya. Langit dan penciptanya. Dia
tidak mengerti. Dan tidak akan mengerti tentang masa depan yang telah di
rimanginya. Ingin jadi apa dia? dengan siapa dia menghabiskan harinya? akan
bagaimana semua kelak? Dia dulu merimanginya.
Ada ratusan hal yang
belum pernah dilakukannya. Hanya membayangkan dan berharap akan melakukannya.
Ia ingat saat pertama kali bermain di tengah rintikan air, ia ingat saat
pertama kali tertawa di tengah curahan air, dan ia ingat saat pertama kali
bersedih dan menyatu dengan derasnya hujan. Ia ingat, dan berharap. Dulu.
“Hai awan… Pernah kau
menggerutu karna angin yang senang merubah posisi mu?”
Gumamnya lagi pelan.
Kali ini dia menyematkan jari di kedua telinganya. Menghalang semilir angin dan
kesendiriannya. Dia pernah seperti ini. duduk dan bertanya tentang nasib yang
sulit dia terima. Dia juga pernah seperti ini, tersenyum dan menahan semuanya
sampai mati rasa. Ingin apa dia? Dengan siapa dia tulus bahagia? Akan bagaimana
Hidupnya kelak? Dia dulu memikirkannya.
Ada banyak rasa yang
sudah tak mampu di laluinya. Saat semua orang mulai menjauhinya, Waktupun
begitu. Meninggalkannya dan menghilang entah kemana. Dia pernah merasa
bersalah, tapi lebih sering di persalahkan walau bukan kesalahannya. Dia pernah
merasa Baik, Tapi lebih sering tidak baik walau sangat baiknya dirinya.
“Hai dunia… Jika aku
pergi jauh, berkurang kah kesedihan mu?”
Lagi-lagi ia bergumam.
Kali ini dia hanya tertunduk dan menatap kedua kakinya yang tidak beralas
apa-apa. Pelan mulai terdengar isakan tangis yang memecah kesunyian. Ia pernah
seperti ini, ingin bersandar tapi tak ada yang mampu menjadi tiang pengokohnya.
Ia pernah seperti ini, Terluka dan tidak mampu menjelaskan.
Ada banyak hal yang
tidak bisa dijelaskan di dunia ini. Mataku yang sedari dari tadi melihat sosok
itu, hanya memandang lekat tak mampu alihkan pandangan. Tubuhku gemetar. Sisi
hampa yang tidak pernah kita kenal dari seorang wanita pucat yang sering di
salah paham kan manusia. Dia yang sedari tadi mengingat rencananya yang gagal
karna nasibnya. Karna waktu yang seolah membencinya. Dan karna Tuhan yang
sebenarnya sangat menyayanginya.
Seberkas cahaya pelan
menghampiri wanita itu. Ia mengangkat wajah nya dan berdiri menghampiri
gemerlap itu. Kakinya tidak menapak dan ada kesedihan yang di bawanya. Sejenak
dia berhenti dan menatap ku lekat.
“Hai manusia… Dulu aku
pun seperti kamu… Terimakasih karna telah menemaniku.”
senyumnya tulus. Dan ia pergi menjauh sampai sosoknya pergi bersama kilauan itu.
senyumnya tulus. Dan ia pergi menjauh sampai sosoknya pergi bersama kilauan itu.
Aku bertanya pada
diriku sendiri, mengapa harus merencanakan saat semua memang ada diluar
rencana?
Tidak ada yang yang
bisa menduga.
Alam dan Tuhan,
Punya banyak rahasia.
Komentar
Posting Komentar